Perjalanan Panjang Mewujudkan Mimpi

Salah satu sarana dan prasarana yang hampir mutlak diperlukan dalam pembinaan keagamaan atau pendidikan karakter Mahasiswa (Islam) adalah sarana ibadah atau Masjid. Hal ini merujuk kepada model utama pembinaan yang diterapkan di banyak kampus, yaitu Pembinaan Karakter Mahasiswa berbasis Masjid.

Tentu bagi kampus yang telah memiliki sarana tempat ibadah yang lengkap bahkan mewah, tidak terlalu menjadi masalah. Tapi bagaimana dengan kampus yang belum memiliki Masjid.  Oh,.. ada kampus yang belum punya Masjid? Ada. PTN pula.  Salah satunya adalah Universitas Negeri Manado.

Perjalanan panjang upaya mewujudkan pendirian Masjid ini telah lama dilakukan, tetapi sampai dengan saat ini belum pula terwujud, sebagaimana dilaporkan oleh penggiat Masjid Unima, Dr. Mardan Umar, M.Pd. salah satu dosen (atau satu-satunya dosen) agama Islam di kampus tersebut.

  • Kondisi kami saat ini, Sholat termasuk sholat Jumat dilaksanakan di ruangan sementara yang kami namakan Mushola UNIMA, bertempat di lantai 3 perpustakaan. Jelas tidak leluasa karena ada aktivitas perpustakaan yang tidak boleh terganggu dan butuh suasana yang nyaman dan tidak bising. Suatu kali saat sholat Jumat ditegur karena berisik. Kami pun tidak menggunakan pengeras suara dengan konsekuensi suara saya jika jadi Khotib harus ekstra agar bisa dijangkau jamaah;
  • Lahan UNIMA sangat luas, bagi yang pernah berkunjung pasti tahu kondisi UNIMA yang begitu luas (banyak lahan kosong) bahkan ada yang menyebut UNIMA adalah kampus yang memiliki gunung dan bukit yang kaya, artinya lahan tersedia yang belum tersedia adalah izin resmi secara tertulis;
  • Dana dari berbagai pihak telah terkumpul ratusan juta rupiah, baik pribadi maupun lembaga, perguruan tinggi dan lain-lain sudah ada pada panitia (PANITIA Pembangunan sudah berkali-kali ganti SK);
  • Peletakan batu pertama sudah dilakukan, pertama kali berpuluh tahun lalu namun terhenti karena ditentang golongan non muslim. Peletakan batu pertama (kedua) setahu saya ketika Menristekdikti Pak M. Nasir, pelaksana tugas Rektor UNIMA saat itu adalah Prof. Jamal Wiwoho. Peletakan Batu Pertama KAWASAN MENTALITAS PANCASILA yang didalamnya akan dibangun Gedung Pancasila yang dikelilingi 5 tempat ibadah termasuk masjid.  Namun sampai kini batu itu masih tetap Pertama, belum ada kelanjutan termasuk bangunan lain, alasannya adalah kebijakan pemerintah (kala itu) yang belum mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana. Maka terhenti hingga kini dan belum ada tanda-tanda berlanjut. Saya dan mahasiswa sudah mengecek lebih tepatnya mencari keberadaan batu itu. Alhamdulillah masih ada;
  • Kami berupaya meminta dukungan dari pihak AMKI, ketika itu saya datang ke Jakarta tepatnya di Kemenristekdikti saat itu AMKI mengadakan kegiatan yang dihadiri oleh Pak Jusuf Kalla (JK), saya sudah titipkan pesan ke Pak Ketua AMKI untuk disampaikan dan Alhamdulilah tersampaikan;
  • Terakhir saya menemui Pak JK dalam kapasitas sebagai ketua DMI saat beliau datang ke Manado melantik pengurus DMI. Di depan Wakil Gubernur saya juga meminta perhatian terhadap masjid di kampus UNIMA.  Upaya ini terus kami lakukan.

Semoga berhasil Ustad.

Masjid Kampus, AMKI

 

Leave a comment